Bisnis Pengiriman Barang di Indonesia Melesat Saat Pandemi


SIDOARJO, KOMPAS — Pertumbuhan bisnis jasa kurir di Indonesia melesat saat pandemi Covid-19. Demi menghindari penularan, masyarakat cenderung menghindari tatap muka dengan belanja daring. Keharusan menaati protokol kesehatan hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat juga ikut memengaruhi.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia, sepanjang 2020, nilai transaksi melalui perdagangan elektronik bisa menembus Rp 253 triliun. Khusus triwulan III-2020, jumlah transaksi perdagangan elektronik mencapai Rp 180,74 triliun. Membutuhkan proses pengiriman, kondisi ini dipandang sebagai peluang besar mengembangkan bisnis sektor jasa kurir.

Peluang itu, misalnya, dimanfaatkan Jagad Total Logistic (JTL) Express yang diluncurkan di Sidoarjo, Sabtu (16/1/2021). Komisaris Utama PT JTL Express Aan Purnomo mengatakan, pertumbuhan perdagangan elektronik berdasarkan data Bank Indonesia sangat pesat sejak tahun 2017. Saat itu, transaksinya tercatat Rp 44,75 triliun.

Tahun 2018, transaksi bahkan meningkat menjadi Rp 106,5 triliun atau tumbuh lebih dari dua kali lipat. Bahkan, tahun 2019, pertumbuhannya sangat signifikan, seiring banyaknya marketplace dan pergeseran pola belanja, transaksi menembus sekitar Rp 201 triliun.

Akan tetapi, tingginya peluang harus dibarengi dengan kualitas pelayanan. Oleh karena itu, dengan 300 cabang di seluruh Indonesia, JTL Express memiliki 500 mitra point of sales (POS) terdaftar. Jumlahnya ditargetkan bakal menjadi 1.000 mitra POS pada Maret 2021. Dengan jumlah itu, ada 5.000 peluang lapangan pekerjaan yang bisa dibuka untuk berbagai posisi.

Menurut Aan, JTL Express memiliki layanan yang sangat fleksibel dalam melayani pelanggan. Layanan Express Premium cocok untuk pelanggan yang membutuhkan pengiriman ekstracepat. Layanan Express Reguler cocok untuk pelanggan yang membutuhkan pengiriman cepat dan tepat.

Sementara Express Economy cocok untuk pelanggan yang membutuhkan pengiriman tepat dan murah. Layanan Non Express cocok untuk pelanggan yang membutuhkan pengiriman tepat dan sangat murah.

Chief Executive Officer JTL Express Arief Effendy berharap kehadiran perusahaannya bisa bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. ”Semoga jadi solusi di tengah situasi pandemi,” ujarnya.

Arief menambahkan, Surabaya dan Jawa Timur merupakan pangsa pasar yang sangat potensial bagi bisnis jasa kurir. Daerah ini sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan nasional.

”Lalu lintas barang dari barat yang mau ke timur atau sebaliknya tentu akan melewati Surabaya maupun titik-titik di Jawa Timur,” kata Arief.

Dengan keunggulan itu, Arief optimistis pihaknya bakal mampu melayani kebutuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). ”Peran UMKM itu sangat penting. Selain target pasar yang luar biasa besar, UMKM adalah bagian dari mitra terbaik,” ungkapnya.

Andik Setiawan (35), karyawan perusahaan telekomunikasi, mengatakan belanja daring sangat memudahkan dan tak menyita waktu. ”Belanja lebih cepat. Pilihan produk lengkap dan pengiriman lebih cepat, baik dalam negeri maupun luar negeri,” ujarnya.

Dia menambahkan, saat pandemi Covid-19, peran belanja daring semakin terasa. Kata Andik, belanja daring bisa menjamin penegakan protokol kesehatan demi meminimalkan penularan.


Artikel ini telah tayang di kompas.id dengan judul Bisnis Pengiriman Barang di Indonesia Melesat Saat Pandemi,

https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2021/01/17/bisnis-pengiriman-barang-di-indonesia-melesat-saat-pandemi

Oleh: Agnes Swetta Pandia